Mengenai Saya

Foto saya
aku adalah kamu, kamu adalah aku,

Rabu, 09 Maret 2022

GURU PENGGERAK IBARAT PEMBAJAK

 





Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah tengah memberi semangat, di belakang memberikan dorongan.

Semboyan yang dicetuskan Bapak Ki Hajar Dewantara tersebut tak pernah lekang oleh jaman dan terus didengungkan oleh para praktisi pendidikan Indonesia sejak dulu hingga kini. Bahkan semboyan tersebut lebih digaungkan kembali pada masa reformasi pendidikan sejak Kementerian Pendidikan Republik Indonesia dipimpin oleh Bapak Nadiem Anwar Makarim, seorang yang masih tergolong muda namun mempunyai visi misi yang besar untuk masa depan generasi penerus bangsa.

Kebijakan “Merdeka Belajar” yang diluncurkan pertama kali tanggal 11 Desember 2019 lalu membawa angin segar dalam wajah pendidikan di Indonesia. Kebijakan “Merdeka Belajar” diluncurkan untuk menindak lanjuti  arahan dari Presiden Repblik Indonesia Bapak Joko Widodo dan Wakil Presiden Indonesia Bapak KH Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Kebijakan “Merdeka Belajar” pada awalnya menetapkan empat kebijakan pokok terkait dengan penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional dan Ujian Nasional menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (penyederhanaan persiapan mengajar bagi guru)  dan Pendaftaran Peserta Didik Baru dengan Zonasi.

Sejak saat diluncurkan, kebijakan “Merdeka Belajar” sudah menetapkan 11 episode kegiatan. Salah satunya adalah Program Guru Penggerak pada episode ke-5 yang resmi dimulai pada Jumat, 3 Juli 2020 tahun lalu. Saat ini Program Guru Penggerak sudah sampai pada angkatan ke-4 dengan peserta meliputi seluruh kabupaten kota di seluruh Indonesia yang akan diselenggarakan sampai tahun 2024 dengan target masing masing sekolah minimal ada satu orang guru penggerak.

Program Guru Penggerak yang dilaksanakan dengan seleksi ketat meliputi seleksi administrasi, esai, dan tes bakat skolastik sebagai seleksi tahap pertama, dan jika lolos dilanjutkan dengan seleksi tahap kedua meliputi simulasi mengajar dan wawancara. Jika kandidat lolos pada seleksi tahap kedua maka berhak mengikuti pendidikan selama kurang lebih sembilan bulan sebelum menyandang gelar non akademik “Guru Penggerak”

Program Guru Penggerak seperti pekerjaan membajak sawah oleh petani agar tanah menjadi gembur dan bisa ditanami kembali. Agar tanah dapat ditanami kembali dan tumbuhan yang ditanam dapat tumbuh dengan subur, maka seorang petani perlu membajak sawah untuk menaikkan tanah bagian dalam yang masih subur dengan tanah di atas permukaan yang sudah kehilangan kesuburannya. Setelah membalikkan tanah dengan membajak dan menanami tanah tersebut dengan tanaman baru , tentu harus dirawat disiram, dipupuk dan disiangi dari tanaman pengganggu.

Kita melihat peran guru saat ini lebih banyak mendorong peningkatan prestasi akademik dan sebagian besar mengabaikan pendidikan karakter siswa. Siswa lebih difokuskan untuk pengembangan kompetensi inti pengetahuan dan lebih banyak berkompetisi daripada berkolaborasi. Harapan di masa mendatang dengan adanya Guru Penggerak maka akan lahir Pelajar Pancasila yaitu profil pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, kreatif, gotong royong, bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Pelajar Indonesia adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Saat ini guru mengajar dengan kreatif  namun mengabaikan kolaborasi dengan guru lain maupun menjadi mentor atau coach untuk mengembangkan bersama pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru juga mengembangkan diri secara aktif namun tidak menjadi teladan dan agen transpormasi pendidikan di lingkungannya.

Jika diibaratkan kondisi saat ini dalam pendidikan Indonesia tak ubahnya seperti lahan yang sudah kehilangan kesuburannya. Meski ditanami dengan bibit unggul namun tetap tidak mampu menghasilkan panen yang berlimpah dan berkualitas. Mungkin masih tetap bisa menghasilkan tapi kualitasnya jauh panggang dari api. Dana yang berlimpah dengan 20 persen anggaran dari APBN yang salah satu digunakan untuk membayar tunjangan sertifikasi guru dengan harapan guru dapat fokus dalam menjalankan tugas secara professional sehingga menghasilkan kualitas lulusan yang mumpuni juga masing jauh panggang dari api.

Warih Jatirahayu (2013) dalam artikel ilmiah Guru Berkualitas Kunci Mutu Pendidikan yang dimuat dalam Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, menyebutkan guru memiliki posisi strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagai ujung tombak dan pelaksana langsung proses pendidikan dan pembelajaran. Warih Jatirahayu menegaskan betapa pentingnya peran guru dalam keberhasilan pembelajaran. Selaras dengan kalimat yang diungkapkan Bapak Menteri Pendidikan, sebagus apapun kurikulum, selengkap apapun fasilitas pendidikan, jika tidak ditunjang oleh kemampuan guru dalam menterjemahkan kurikulum menjadi kegiatan yang bermakna untuk siswa, semua akan menjadi sia sia (dalam podcast di kanal Youtube Dedy Corbusier)

Guru Penggerak yang mengusung filosofi Ki Hajar Dewantara adalah solusinya. Dengan kandidat yang sudah terseleksi yang salah satu syaratnya adalah memiliki kemampuan untuk belajar hal baru, terbuka pada umpan balik, dan terus memperbaiki diri merupakan modal untuk terciptanya perubahan dalam iklim pendidikan Indonesia ke depan.

“Guru Penggerak sebagai pendorong transformasi pendidikan Indonesia, diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang murid secara holistik sehingga menjadi Pelajar Pancasila, menjadi pelatih atau mentor bagi guru lainnya untuk pembelajaran yang berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan,” tutur Mendikbud saat peluncuran Program Guru Penggerak.

Melalui visi Merdeka Belajar, Program Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila, mampu mendorong transformasi pendidikan. Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademik murid, mengajar dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara aktif. Guru Penggerak bisa berperan lebih dari peran guru saat ini.

Guru Penggerak merupakan kegiatan reformasi dalam bidang pendidikan. Mengubah paradigma lama kearah paradigma pendidikan baru yang diharapkan lebih menghasilkan kualitas lulusan yang lebih baik. Ibarat menanam tanaman baru dengan lahan yang sudah gembur setelah dibajak, dengan bibit unggul dan pemeliharaan yang benar maka akan menghasilkan panen yang melimpah dan berkualitas. Demikian halnya Indonesia dalam menyongsong tahun 2045 dengan generasi emas setelah seratus tahun kemerdekaan Indonesia. Jika tidak mampu berjuang di garis depan setidaknya mari mendukung Program Guru Penggerak dengan senantiasa membuka diri terhadap perubahan dan terus memperbaiki diri. Salam Guru penggerak.

I

1 komentar:

  1. sangat menginspirasi goresannya Bu...meningkatkan semangat untuk menyelesaikan PGP ini

    BalasHapus